Jumat, 17 April 2009

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Perubahan Bond Rating

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan yang menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi yang dijalankan pasar modal melibatkan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Fungsi keuangan ditunjukan dengan kemungkinan memperoleh imbalan bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik yang dipilih.

Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal yang harga sekuritas telah mencerminkan semua informasi-informasi yang relevan (Husnan, 1994). Berdasarkan tipe informasi yang relevan, terdapat 3 bentuk pasar yang efisien (Jogiyanto, 1998), yaitu bentuk lemah, bentuk setengah kuat, dan bentuk kuat. Pasar modal bentuk lemah merupakan suatu bentuk pasar modal yang harganya mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga pada waktu lalu, sedangkan pasar modal bentuk setengah kuat merupakan suatu bentuk pasar modal dimana harga sekuritas tidak hanya mencerminkan harga-harga pada waktu lalu tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Pasar modal bentuk kuat merupkan bentuk pasar modal yang harganya tidak hanya mencerminkan informasi yang dipublikasikan tetapi juga informasi yang diperoleh dari analisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian atau informasi yang tidak dipublikasikan.

Salah satu bentuk informasi yang dipublikasikan adalah informasi tentang pengumuman peringkat hutang atau bond rating. Informasi ini merupakan indikator kemungkinan pembayaran bunga dan hutang tepat waktu sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Informasi yang berupa pengumuman bond rating tersebut akan menimbulkan reaksi dari pelaku pasar modal. Untuk mengetahui reaksi dari para pemodal karena adanya pengumuman bond rating dapat diamati harga saham.

Harga saham dapat diasumsikan mengalami perubahan ketika ada informasi baru dan diserap oleh pasar. Apabila pemodal menggunakan informasi yang berupa pengumuman bond rating akan memberikan dampak berupa harga saham apabila dibandingkan dengan hari-hari diluar pengumuman.

Penelitian mengenai hubungan harga sekuritas dengan perubahan bond rating telah dilakukan banyak peneliti yang sebagian besar dilkukan di pasar Amerika Serikat antara lain : Pinches & Singleton (1978) menggunakan return saham bulanan tidak menemukan abnormal return yang nyata setelah pengumuman perubahan bond rating, walaupun adanya sedikit bukti yang berkaitan dengan arus return mengikuti pengumuman perubahan bond rating, Weinstein (1977) menggunakan return dari obligasi bulanan, dan Wakeman (1978) menggunakan return saham bulanan dan return obligasi mingguan yang tidak menemukan bukti respon harga terhadap perubahan rating.

Sementara hasil kontradiktif dengan hasil penelitian sebelumnya antara lain: Griffin & Sanvicente (1982) menggunakan data bulanan, merupakan studi pertama yang menemukan bukti reaksi harga saham terhadap rating yang mengalami penurunan (downgrade), Houlthausen & Leftwich (1986) tidak menemukan abnormal return mengikuti pengumuman peningkatan bond rating tetapi menemukan bukti abnormal return yang rendah mengikuti pengumuman penurunan rating (downgrade), dan Hsueh & liu (1992) menemukan selama periode pengumuman 2 hari adanya respon harga yang signifikan terhadap penurunan rating yang accross-class.

Pada umumnya hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penurunan debt rating merupakan informasi yang buruk bagi shareholder dan bondholder, tetapi peningkatan debt rating hanya memberikan informasi yang rendah bagi harga saham dan return saham, kecuali kalau pengumuman tersebut disampaikan secara terbuka kepada pasar yang kemudian akan ditanggapi oleh publik. Dalam penelitian yang dilakukan Karyani &. Manurung (2006) menyatakan bahwa perubahan bond rating akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi shareholder dan bondholder.

Penelitian ini merupakan replikasi yang sebelumnya diteliti oleh Karyani & Manurung (2006). Dimana pada penelitian terdahulu tahun yang digunakan adalah 2003 sampai dengan 2005, sedangkan pada peneliti ini digunakan data terbaru yaitu tahun 2004 sampai dengan 2006 dan sampelnya adalah seluruh perusahaan yang mengalami pemeringkatan obligasi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah harga saham pada bulan pengumuman bond rating berbeda dengan bulan sebelum pengumuman?

2. Apakah harga saham pada bulan pengumuman bond rating berbeda dengan bulan sesudah pengumuman?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk membuktikan harga saham pada saat bulan pengumuman bond rating berbeda dengan bulan sebelum pengumuman.

2. Untuk membuktikan harga saham pada saat bulan pengumuman bond rating berbeda dengan bulan sesudah pengumuman.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan investor dalam melakukan investasi pada obligasi dengan memperhatikan rating obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

2. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perbedaan harga saham yang terjadi pada saat perusahaan tersebut menerbitkan obligasi.

3. Peneliti berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang memadai dalam melakukan dan melanjutkan penelitian yang sejenis serta dapat menambah bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.4 Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi dalam lima bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.

Bab dua akan membahas konsep teoritis mengenai Obligasi, peringkat obligasi, peringkat efek Indonesia, studi peristiwa, return realisasi dan return ekspektasi serta pengembangan hipotesis penelitian.

Bab tiga menjelaskan metodologi penelitian yang mencakup populasi dan sampel, data, variabel penelitian, dan teknik pengujian hipotesis.

Bab empat berisi tentang analisa dan pembahasan penelitian yang mencakup hasil pengujian hipotesis pertama, dan kedua, serta implikasi penelitian.

Bab lima akan menyajikan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran bagi peneliti berikutnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Obligasi

Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut (Bursa Efek Surabaya, 2001)

Emisi obligasidapat ditinjau dari dua sisi, yaitu dari emiten maupun dari sisi investornya (Warsono, 1997). Dari sisi emitennya, emisi obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pinjaman kredit ataupun kredit bank. Dari sisi investornya, emisi obligasi merupakan alternatif investasi yang aman. Karena obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga yang dibayar secara regular dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok hutang yang dibayar secara tepat waktu dan saat jatuh tempo yang telah ditentukan.

Berikut ini beberapa klasifikasi obligasi (Fakhruddin dan Harnanto, 2001)

a. Berdasarkan masa jatuh tempo, maka obligasi dapat dibedakan atas:

1. Obligasi Berjangka (term bond), yaitu obligasi yang memiliki satu tanggal jatuh tempo yang cukup panjang.

2. Obligasi Serial (serial Bond), yaitu obligasi yang memiliki serangkaian waktu jatuh tempo.

b. Berdasarkan saat penarikan, maka obligasi dapat dibedakan atas:

1. Freely Callable, artinya penerbit obligasi dapat menariknya setiap waktu

2. Non Callable, artinya penerbit obligasi tidak dapat menarik sebelum jatuh tempo.

3. Deffered call, artinya penerbit obligasi dapat menariknya setelah jangka waktu tertentu (umumnya 5 sampai 10 tahun).

c. Berdasarkan jenis jaminan (Collateral) yang mendukungnya, maka obligasi dapat dibedakan atas:

1. Obligasi Senior (senior bond), yaitu obligasi yang sepenuhnya terjamin karena didukung oleh tuntutan atau hak legal atas kekayaan tertentu pemilik obligasi, seperti : (1) Obligasi Hipotik (Mortgage bond), yang dijamin dengan real estate; (2) Sertifikat trust peralatan (Equipment trust certificate), dijamin peralatan seperti : perusahaan kereta api.

2. Obligasi Yunior (junior bond), yaitu obligasi yang hanya dijamin dengan janji penerbit untuk membayar bunga dan principal berdasarkan: (1) tanda hutang (debenture), tuntutan atau hak atas penghasilan penerbit setelah hak dari obligasi lain; (2) obligasi penghasilan (income bond), yaitu hutang yang bunganya dibayar hanya setelah penghasilan penerbit mencapai jumlah tertentu.

d. Berdasarkan pemegang obligasi, maka obligasi dapat dibedakan atas:

1. Obligasi atas nama (registered bond), yang dikeluarkan kepada pemilik tertentu, yang nama dari pemegang obligasi secara formal terdaftar pada penerbit dan bunga dibayar otomatis kepada pemilik.

2. Obligasi atas unjuk (bearer bond), merupakan obligasi yang pemegangnya dianggap sebagai pemilik obligasi tersebut, dan penerbit tidak mendaftar nama pemilik dan bunga dibayar berdasarkan kupon.

e. Berdasarkan penerbitnya, maka obligasi dapat dibedakan atas:

1. Obligasi pemerintah (treasury bond), obligasi yang dikeluarkan pemerintah guna membiayai pembangunan ekonomi.

2. Obligasi instansi (agency bond), obligasi yang diterbitkan oleh instansi milik pemerintah, seperti BUMN, proyek pemerintah dan lain-lain.

3. Obligasi pemerintah daerah (municipal bond) obligasi yang dikeluarkan oleh pemda tingkat I, tingkat II maupun instansi pemerintah lainnya.

4. Obligasi perusahaan (corporate bond), obligasi yang dikeluarkan perusahaan atau perseroan dalam rangka memenuhi struktur permodalan.

5. Obligasi institusional (institusional bond), yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh berbagai institusu swasta yang tidak mencari laba (nirlaba), seperti : sekolah, rumah sakit, dan badan atau yayasan amal.

Selain dari kategori diatas juga ada obligasi yang disebut obligasi konversi atau convertible bond. Obligasi ini memberikan harapan kepada pemegangnya suatu pilihan untuk menukar obligasi yang dimiliki dengan sejumlah saham (Sutojo, 1992 dalam Nurhasanah, 2003).

Dalam hal ini terdapat beberapa perbedaan antara obligasi dengan saham, yang menimbulkan beberapa daya tarik obligasi bagi investor.

Tabel 2.1 Perbedaan saham dengan obligasi

SAHAM

OBLIGASI

Merupakan bukti kepemilikan

Merupakan bukti pengakuan hutang

Diterbitkan atas nama

Diterbitkan atas unjuk

Dari sisis jangka waktu, umur saham tidak terbatas.

Jangka waktu terbatas, tanggal jatuh tempo ditentukan pada saat emisi

Dari sisi pendapatan saham memiliki hak atas pembayaran dividen dan jumlahnya tergantung kepada keuntungan perusahaan.

Pendapatan berasal dari tingkat bunga dan pokok yang periode pembayarannya telah ditetapkan lebih dahulu.

Dividen dibayar dari keuntungan perusahaan, potensi laba saham sulit ditaksir dan umumnya berupa estimasi.

Pada umumnya, keadaan dalam untung ataupun rugi perusahaan harus tetap mebayar bunga dan pokok pada tanggal jatuh tempo.

Harga saham berfluktuasi, sangat sensitif terhadap kondisi mikro dan makro perekonomian.

Harga obligasi relatif lebih stabil namun sangat sensitif terhadap tingkat suku bunga dan inflasi.

Pemegang saham mempunyai hak suara untuk menentukan jalannya perusahaan.

Pemegang obligasi tidak memiliki hak suara atau hak untuk menentukan jalannya perusahaan

Jika terjadi likuidasi maka klaim pemegang saham bersifat inferior.

Pemegang obligasi memiliki hak klaim senior terhadap aktiva perusahaan

2.2 PERINGKAT OBLIGASI

Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli obligasi tentunya harus memperhatikan peringkat obligasi (bond rating). Peringkat, merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan pengutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki, sehingga dapat dikatakan bahwa rating mencoba mengukur resiko default, yaitu peluang emiten atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangnnya (Foster, 1986). Peringkat obligasi perusahaan diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati.

Sistem pemeringkatan hutang telah dikembangkan oleh beberapa bank dan perusahaan konsultan keuangan di Amerika dan Australia (Hawkins, Brown, dan Campbell; 1983). Terdapat perbedaan dalam mengartikan bond rating, Australian ratings (1984) menyatakan bahwa pemeringkatan hutang perusahaan memberikan system gradasi yang sederhana kepada peminjam tentang kemampuan membayar bunga dan hutangnya tepat waktu. PT.PEFINDO (1997) menyatakan bahwa pada umumnya pemeringkatan hutang merupakan indikator kemungkinan pembayaran bunga dan hutang tepat waktu, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Hasil dari pemeringkatan surat hutang didasarkan atas beberapa hal seperti:

a. Kemungkinan pelunasan pembayaran yaitu kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian.

b. Struktur, karakteristik serta berbagai ketentuan yang diatur dalam surat hutang

c. Perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat hutang tersebut bila terjadi pembubaran / likuidasi serta hokum lainnya yang mempengaruhi hak kreditur.

Enam fungsi utama dari pemeringkatan hutang perusahaan adalah (Foster, 1986) :

1. Sumber informasi superior atas kemampuan perusahaan atau pemerintah untuk membuat ketepatan waktu pembayaran kembali hutang pokok dan tingkat bunga yang dipinjamkan. Superioritas ini timbul dari kemampuan untuk menganalisis informasi umum atau mengakses informasi rahasia.

2. Sumber dengan biaya rendah bagi keluasan informasi kredit, terkait cross-section antar perusahaan, pemerintah daerah dan pemerintah. Pengumpulan informasi tentang sejumlah perusahaan swasta, perusahaan pemerintah atau pemerintah daerah dapat sangat mahal. Hal ini akan lebih efektif jika informasi tersebut didapat dari suatu agen yang mengumpulkan, memproses, dan menyimpulkan informasi tersebut dengan mudah (dalam bentuk skala rating point).

3. Sumber “legal insurance” untuk pengawas investasi. Membatasi investasi sekuritas hutang hanya pada tingkat kategori yang tinggi saja.

4. Sumber sertifikasi tambahan terhadap hutang perusahaan ditetapkan, hal tersebut merupakan reputasi berupa resiko. Peringkat merupakan insentif bagi perusahaan yang bersangkutan, mengenai kelengkapan atau ketepatan waktu dari laporan keuangan dan data yang mendasari peringkat lainnya. Perusahaan peringkat dapat menyajikan sertifikat kualitas informasi yang diberikan oleh issuer atas sekuritas hutang yang diberikan peringkat.

5. Monitor terhadap kegiatan manajemen.

6. Memudahkan kebijakan publik yang melarang investasi spekulatif oleh institusi, seperti : bank, perusahaan asuransi dan dana pensiun.

Tabel 2.2 Klasifikasi Penilaian Bond Rating oleh PT.PEFINDO

SIMBOL

KETERANGAN

idAAA

Obligor memiliki kapasitas superior dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya terhadap obligor Indonesia lainnya,

idAA

Obligor memiliki kapasitas sangat tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relative terhadap obligor Indonesia lainnya. Perbedaan pemenuhan kewajiban jangka panjangnya hanya sedikit berbeda dengan obligor dengan peringkat AAA.

idA

Obligor memiliki kapasitas tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relative terhadapo obligor Indonesia lainnya . Namun obligor lebih rentan terhadap perubahan lingkungan dan kondisi ekonomi yang buruk dibandingkan high rated obligators

idBBB

Obligor memiliki kapasitas yang cukup dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relative terhadap obligor Indonesia lainnya. Namun kondisis ekonomi buruk serta perubahan lingkungan yang buruk dapat melemahkan kemampuan obligor dalam memenuhi kewajibannya.

idBB

Obligor memiliki kapasitas yang agak lemah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relative terhadap obligor Indonesia lainnya. Obligor menghadapi ketidakpastian atau lebih rentan terhadap kondisi ekonomi yang buruk serta perubahan lingkungan sehingga dapat melemahkan kemampuan obligor memenuhi kewajiban jangka panjangnya

idB

Obligor memiliki kapasitas yang lemah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya relative terhadap obligor Indonesia lainnya. Kondisi ekonomi dan lingkungan yang buruk membuat obligor kesulitan memenuhi kewajiban jangka panjangnya

idCCC

Sangat tergantung dari kondisi ekonomi dan financial yang baik untuk dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

idSD

Obligor gagal membayar satu atau lebih kewajibannya pada saat jatuh tempo, tetapi masih dapat melanjutkan pemenuhan kewajibannya untuk kewajiban yang lain (selective default)

IdD

Obligor tidak mampu membayar kewajiba jangka panjangnya pada saat jatuh tempo (default)

Selanjutnya, rating dapat dimodifikasi dengan tanda + (positif) yang menunjukkan kemungkinan adanya peningkatan (upgrade) ataupun – (negative) menunjukkan adanya kemungkinan penurunan (downgrade). Bila tanpa tanda + (positif) ataupun – (negative), rating kemungkinan tidak akan berubah.

2.3 Peringkat Efek Indonesia (PEFINDO)

2.3.1 Profil Peringkat Efek Indonesia (PEFINDO)

PEFINDO berdiri pada Desember 1993 dalam bentuk perusahaan pertanggungjawaban terbatas yang merupakan agen peringkat pertama di Indonesia. Kemudian pada 13 agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin beroperasi oleh BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) dengan surat keputusan No. 39 / PM-PI / 1994. Ketetapan ini merupakan inisiatif dari BAPEPAM dan Bank Indonesia (BI). Perusahaan ini bertugas untuk menyediakan peringkat hutang jangka panjang dan jangka pendek perusahaan lain, yang dibutuhkan BAPEPAM untuk melakukan regulasi dalam menerbitkan surat hutang / obligasi. BI juga menerbitkan regulasi untuk kebutuhan seluruh perdagangan dari bank untuk memperoleh peringkat.

2.3.2 Rating Metodologi

a. Financial Institusions

Rating metodologi PEFINDO dari institusi keuangan (bank, multi finance, dan industri sekuritas) ada empat pokok penilaian resiko yaitu (1) resiko ekonomi, (2) resiko industri, (3) resiko bisnis dan, (4) resiko keuangan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah :

v Ukuran Ekonomi

v Prospek Pertumbuhan Ekonomi

v Siklus Ekonomi

v Kekuatan Struktural dan masalah yang dimasukkan dalam kebijakan ekonomi

v Tabungan dan investasi dinamis dalam ekonomi

v Sensivitas terhadap faktor ekonomi eksternal

v Dukungan ekonomi bisnis

v Faktor demografi yang dimasukkan dalam kepadatan populasi dan pertumbuhan

v Stabilitas politik dan pengaruh tertentu ekonomi

v Struktur basis dan trend pada sistem bank dan institusi keuangan non bank menghubungkan antara nomor dan ukuran ekonomi dan populasi

v Proporsi keuangan dalam ekonomi

v Regulasi dan deregulasi dari industri bank dan non bank

v Hambatan untuk masuk dan kompetisi dalam industri dan bank dan non bank

v Prospek pertumbuhan deposito dan kredit.

v Trend dalam rata-rata bunga, biaya dari dana

v Fungsi efisiensi yang diperoleh industri

v Trend dan dinamis dari sektor real dan pasar modal (ukuran, struktur persaingan, volatility, siklus kinerja, dan lain-lain.)

v Kekuatan dan kelemahan industri.

v Trend kebutuhan pelanggan

v Struktur Kepemilikan

b. Sektor Perusahaan

Rating Metodologi dari sektor perusahaan, pada umumnya ada tiga penilaian resiko besar yaitu : (1) resiko industri, (2) resiko bisnis, dan (3) resiko keuangan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah :

v Pertambahan dan stabilitas industri

v Struktur biaya dan pendapatan industri

v Hambatan untuk masuk dan kompetisi dalam industri

v Regulasi dan deregulasi dari industri

v Profil keuangan industri

v Kebijakan keuangan

v Profitabilitas

v Struktur modal

v Perlindungan aliran kas

v Fleksibilitas

c. Perusahaan Asuransi

Rating metodologi dari perusahaan asuransi adalah berhubungan dengan peringkat kekuatan keuangan, dimana sebuah evaluasi perspektif dari sekuritas keuangan untuk kebijakan pemilik.

Kunci sukses dari perusahaan asuransi dalam bisnis adalah dengan memasukkan hal-hal sebagai berikut :

v Posisi pasar

v Kapabilitas dan saluran distribusi

v Investasi

v Diversivikasi

v Strategi perusahaan dan manajemen

v Modal dan cadangan modal

v Kinerja operasi

v Likuiditas

v Fleksibilitas keuangan

2.3.3 Metodologi Perubahan Rating

1. Studi Metodologi Corporate Default

Tujuan dari studi yang mengukur perubahan peringkat yaitu, kita menggunakan konsep kontiniutas untuk menentukan rata-rata peringkat default. Penghitungan dimulai dengan bentuk static pools.

2. Metodologi Perubahan Rating

Satu bentuk static pools, kita juga akan melihat prilaku analisis perubahan untuk mengukur stabilitas ratingnya, dari observasi perubahan rating untuk periode waktu tertentu. Indikasi lain seperti profitabilitas dari rating tertentu apakah ada peningkatan atau penurunan untuk beberapa kategori rating dalam satu periode waktu. Hasil dari perbandingan rating pada saat dimulai hingga periode berikutnya. Periodenya satu, dua tahun atau lebih.

3. Hasil dari Studi Corporate Default

Sebagai konfirmasi pada studi yang mengukur perubahan peringkat terhadap hubungan berbalik antara level dari sebuah rating dan probabilitas dari kegagalan. Top entry dimasukkan ke dalam kategori tripel-A (AAA), ini berarti memiliki nol kemungkinan kegagalan dalam tahun pertama.

4. Services Rating

Ada dua kategori tipe :

I Rating perusahaan, dimana ini juga dihubungkan pada rating General Obligation (GO) atau peringkat yang dipublikasikan adalah perkiraan terhadap nilai-nilai kredit perusahaan secara keseluruhan.

II. Alat peringkat hutang, adalah peringkat pada nilai kredit pada seorang obligor pada waktu tertentu komitmen keuangannya terhadap specific debt, bond, MTN dan lain-lain. Ada tiga jenis peringkat hutang :

a. Bond Rating untuk periode hutang jangka panjang (lebih dari 5 tahun)

b. Medium Term Notes (MTN) dari 1 – 3 tahun

c. Commercial Paper (CP) dan Promissory Notes (PN) untuk periode jangka pendek (dibawah 1 tahun)

5 Kebutuhan Rating

v Kebutuhan Umum

Pada umumnya, batas liabilitas perusahaan biasanya yang beroperasi lebih dari lima tahun, walaupun PEFINDO juga melakukan peringkat untuk perusahaan yang beroperasi dibawah lima tahun.

Audit laporan keuangan dari akuntan publik yang mendapat registrasi dari BAPEPAM dimana opininya adalah wajar tanpa syarat untuk dua tahun terakhir.

v Pusat Informasi

Ø Hasil audit laporan keuangan 5 tahun terakhir atau paling tidak 2 tahun terakhir oleh akutan publik yang mendapat registrasi dari BAPEPAM.

Ø Proyeksi keuangan perusahaan untuk dapat bertahan hidup minimal 5 tahun proyeksi.

Ø Prospek perusahaan yang mencakup isu dan laporan tahunan pada tiga tahun terakhir

Ø Gambaran aktivitas bisnis perusahaan dan informasi penting lainnya dalam perusahaan, holding company dan lain-lain.

v Rating Proses

Source: PEFINDO’s database

6. Information Services

Disamping aktivitas rating, PEFINDO juga mengembangkan divisi jasa informasi yang menjamin objektivitas terhadap informasi provider dan / atau pandangan tentang perusahaan, industri, dan ekonomi pada negara pada umumnya, khususnya yang berhubungan dengan aktivitas rating.

2.4 Saham dan Harga Saham

2.4.1 Saham

Saham merupakan surat-surat berharga yang memberikan suatu bentuk penagihan atas pengambilan harta perusahaan pada saat suatu perusahaan memperoleh laba. Laba akan dibagikan kepada stockholder dalam bentuk deviden. Stockholder berhak memberikan suara dalam pemelihan anggota direksi perusahan, penentuan kebijakan perusahaan secara umum, hak untuk memesan dan membeli lembar saham yang sama pada saat penerbitan saham baru (preemptive right). Ada dua bentuk dasar dari model pembagiannya dilakukan atas dasar perbedaan hak yang diterima pemegang sahamnya yaitu :

v Saham Preferen

Saham preferen adalah salah satu jenis saham selain saham biasa. Pemegang saham berhak atas distribusi keuntungan perusahan dalam bentuk deviden tersebut diumumkan. Pemegang jenis saham ini mempunyai hak mendahului saham biasa atas harta perusahan pada saat perusahaan mengalami loikuidasi. Apabila sisa harta perusahan setelah pembayaran kewajiban kepada pihak pemerintah, kreditor dan pihak lainnya masih mencukupi, maka semua pemegang saham preferen akan menerima hak mereka atas harta perusahan, baru sisa saldo yang ada akan diberikan pada pemegang saham biasa.

Dividen yang diberikan kepada pemegang saham preferen biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari nilai per lembar saham.

v Saham biasa

Jenis saham ini adalah saham yang biasa dimiliki dan diperdagangkan oleh investor di pasar modal. Pemegang saham biasa baru akan memiliki hak atas aset perusahaan setelah semua hutang atau kewajiban kepada pihak luar (pemerintah, bank, kreditor, dan lain-lain) dan kewajiban kepada pemegang saham preferen dipenuhi. Hak pemegang saham biasa atas perusahaan tiap tahun. Diveden yang dibayar perusahan tergantung dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Apabila perusahan mengalami sukses dalam bidang usahanya dan memperoleh keuntungan yang besar, maka pemegang saham turut menikmati kesuksesan dan keuntunga perusahan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami perusahaan juga akan mempunyai dampak negatif terhadap pemegang sahamnya. Akibat negatif ini misalnya seperti turunnya nilai sahm di pasar modal, atau investor tidak menerima pembayaran dividen dari perusahaan.

Oleh karena resiko kepemilikan yang ditanggung oleh pemegang saham biasa, mereka mempunyai duan hak utama seperti ; hak berupa kendali atas manajmen, dan hak untuk memperoleh peresentase kepemilikan yang sama apabila perusahaan menerbitkan saham baru (preemptive right). Hak kendali atas manajmen diberikan kepad pemegang saham biasa, dimana mereka dapat memberikan suaranya untuk dewan direksi. Pada umumnya kepemilikan selembar saham memberikan pemegang sahan satu suara untuk masing-masing anggota direksi yang akan dipilih.

Pemilihan anggota direksi dilangsungkan dalam suatu RUPS yang dihadiri oleh para pemegang saham biasa. Pemegang saham yang tidak hadir dapat memberikan suaranya dengan cara mewakilkan suara dan pilihannya kepada pemegang saham lain (proxy). Prosedur yang dipakai dalam pemilihan anggota direksi oleh pemegang saham ada dua yaitu ; pemilihan non kumulatif (non cumulative voting), dan pemilihan kumulatif (cumulative voting). Prosedur pemilihan non kumulatif memungkinkan pemegang saham yang mempunyai 100 lembar saham dalam suatu badan usaha yang akan memilih tiga anggota direksi untuk dapat memberikan 100 suara pada tiga jabatang yang berbeda untuk tiga orang calon. Sebaliknya, pemilihan kumulatif hanya memungkinkan sebuah suara diberikan satu calon direktur untuk satu jabatan sebesar jumlah lembar saham yang dimiliki pemegang saham dikalikan dengan jumlah jabatan yang tersedia. Contohnya, apabila pemegang saham memiliki 100 lembar saham dan tiga direktur akan dipilih, 300 suara dapat diberikan kepada hanya satu jabatan direktur dan tidak dapat diberikan untuk dua jabatan lainnya.

Pemegang saham biasa berhak untuk memperoleh persentase kepemilikan yang sama apabila apabila perusahaan menerbitkan saham baru. Mengenai hal ini Radcliffe (1987;41) menjelaskan :

The preemtive right allows existing shareholder the first option to purchase any new share offerings of the corporation, if can individual now owns 1% of the common stock of ABC corporation, he or she must be given an opportinity to buy 1 % of any new common stock issues by ABC corporation.

Hal ini sangat penting karena akan membatasi kemampuan manajemen perusahaan untuk memperkecil persentase kepemilikan pemegang saham tertentu dengan menerbitkan saham baru dan menjualnya kepada pihak ketiga. Semua pemegang saham biasa yang sebelumnya telah memiliki saham mempunyai jaminan akan kesempatan untuk membeli jumlah lembar saham dalm jumlah sama dengan sebelumnya, pada saat perusahaan menerbitkan saham baru.

2.4.2 Harga Saham

Pendekatan Umum Harga Saham

Terdapat bermacam-macam pendekatan yang biasa diguanakan dalam melakukan penilaian atas harga sekuritas yang diperjualbelikan di pasaran. Adapun pendekatan-pendekatan tersebut adalah :

a. Nilai Par (Par Value)

Nilai Par atau nilai yang dinyatakan dari selembar saham telah ditetapkan dalam anggaran dasar perusahan.

b. Nilai Buku (Book Value)

Jumlah keseluruhan nilai buku dari sebuah modal perusahaan adalah jumlah yang tercantum dalam neraca perusahaan.

c. Nilai Likuidasi (Liquidation Value)

Nilai likuidasi dari selembar saham menggambarkan jumlah kas yang akan diterima pemegang saham pada saat perusaham menghentikan kegiatan usahanya, menjual harta perusahaan dan mendistribusikan jumlah bersih kekayaan kepada pemegang saham berdasarkan prioritas hukum.

d. Nilai Pengganti (Replacement Value)

Nilai ini mewakili hak selembar saham atas nilai reproduksi hartya perusahan pada saat sekarang.

e. Nilai Substitusi (Substitusi Value)

Nilai ini merefleksikan nilai dari surat berharga apabila dibandingkan dengan surat berhaga substitusi.

f. Nilai Sekarang (Present Value)

Berdasarkan konsep nilai sekarang, harga dari sebuah surat berharga sama dengan nilai sekarang dari masa depan yang diharapkan akan diterima oleh pemegang sebuah surat berharga.

Dengan melihat satu per satu pendekatan yang ada dalam melakukan penilaian atas saham, kita dapat menilai perbedaan-perbedan yang ada pada masing-masing konsep.

Penilaian Harga Saham

Harga pasar dari selembar saham, seperti barang-barang ekonomis lainnya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Pada suatu titik tertentu dalam suatu periode jumlah lembar saham yang tersedia telah ditetapkan dan sama dengan kuantitas yng dijual oleh perusahan yang menerbitkan saham.

2.5 Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa (event Study) adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa ini dapat digunakan untuk menguji efisiensi p[asa setengah kuat (Jogiyanto, 1998).

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu pengumuman. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Apabila pengujian melibatkan kecepatan reaksi pasar dalam menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat.

2.6 Return Realisasi dan Return Ekspektasi

Return merupakan hasil yang diperoleh dari adanya investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (Harianto, Farid, dan Sadono, Siswanto 1998). Return dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Abnormal return merupakan selisih antara return ekspektasi dengan return realisasi.

2.7 Pengembangan Hipotesis

2.7.1 Pengujian Return Saham pada saat dengan Sebelum Pengumuman Bond Rating

Karyani dan Manurung (2006), pengujian hipotesis ini menggunakan alat statistik Paired Sample t Test. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman dengan sebelum pengumuman.

Pengujian terhadap return saham sebelum dan pada saat pengumuman bond rating menunjukkan bahwa rata-rata return saham pada saat pengumuman lebih tinggi daripada rata-rata return saham sebelum pengumuman bond rating.

Dari uraian di atas, hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman bond rating dengan bulan sebelumnya.

2.7.2 Pengujian Return Saham pada saat dengan Sesudah Pengumuman Bond Rating

Karyani dan Manurung (2006), pengujian hipotesis ini juga dilakukan dengan menggunakan uji t Test. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman dengan sesudah pengumuman.

Pengujian ini menunjukkan bahwa return saham sesudah dan pada saat pengumuman bond rating menunujukkan bahwa rata-rata return saham pada saat pengumuman lebih tinggi daripada rata-rata return saham sesudah pengumuman.

Dari uaraian di atas, hipotesis kedua yang diajukan dalam peneltian ini adalah :

H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman bond rating dengan bulan sesudahnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 POPULASI DAN SAMPEL

Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study) adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa ini dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar setengah kuat (Jogiyanto, 1998). Peristiwa yang akan diuji dalam penelitian ini adalah pengumuman bond rating oleh PEFINDO

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2004 sampai dengan 2006. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tertentu seswuai dengan yang diperlukan. Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah :

1. Semua perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2004 sampai dengan 2006.

2. Saham perusahan tersebut diperdagangkan di BEJ.

3. Perusahaan tersebut mengeluarkan surat hutang obligasi.

4. Semua perusahaan yang melakukan pengumuman bond rating pada tahun 2004 sampai dengan 2006, dan dipublikasikan pada buletin bulanan PEFINDO.

3.2 DATA

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan adalah daftar perusahaan yang mengumumkan bond rating, harga saham per bulan, dan bulan pengumuman bond rating

Dalam penelitian ini data daftar perusahaan yang mengumumkan bond rating diperoleh dari PT.PEFINDO (www.pefindo.com) sedangkan data harga saham bulanan diperoleh dari Valbury.

3.3 VARIABEL PENELITIAN

Dalam melakukan pengujian terhadap data yang dikumpulkan maka dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu :

1. Bond Rating

Variabel ini melihat nama-nama perusahaan yang mengeluarkan surat hutang obligasi pada tahun 2004-2006 . Peringkat obligasi yang dilihat adalah tahun 2004 sampai dengan 2006 yang dipublikasikan pada buletin bulanan PEFINDO.

2. Return Saham

Harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2004 sampai dengan 2006. Perusahaan tersebut harus mengumumkan surat hutang obligasi pada tahun tersebut dan dimuat dalam buletin bulanan PEFINDO. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham bulanan.

Return Saham = Rit - ^Rit

Rit = Harga saham pada saat pengumuman bond rating

^Rit = Harga saham sebelum dan sesudah pengumuman bond rating

3.4 TEKNIK PENGUJIAN HIPOTESIS

3.4.1 Pengujian Asumsi Klasik

3.4.1.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas terhadap data, untuk mengetahui metode statistik yang akan digunakan. Jika data berdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang digunakan. Sedangkan jika data berdistribusi tidak normal, maka uji non parametrik yang digunakan. Menurut Central Limit Theorem, asumsi normalitas akan terpenuhi apabila jumlah sampel yang digunakan lebih atau sama dengan 30 (Gujarati, 2001)

Pengujian normalitas data dapat juga dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov(a). Dengan alfa = 5% bila sig (2-tailed) > alfa maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika <>

3.4.2 Uji T Test

Pengujian ini untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham yang melakukan peringkat obligasi. Untuk melakukan pengujian ini, maka dilakukan uji paired sample t test. Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat pengaruh positif rata-rata harga saham yang signifikan sebelum saat dan sesudah pengumuman bond rating.

t = t-test

Bn = Koefisien masing-masing variabel

SB = Standar error masing-masing variabel

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data dan Statistik Deskriptif

Sampel perusahaan yang mengumumkan bond rating adalah sebanyak 40 perusahaan (PT.PEFINDO) dari 351 perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (Media Indonesia , 2007).

Perusahaan paling banyak mengumumkan bond rating terjadi pada tahun 2004 (45%). Sedangkan tahun 2005 dengan 22,5% dan tahun 2006 dengan 32,5%. Berikut tabel 4.1 yang menyajikan matriks pengumuman bond rating untuk seluruh sampel yang diperoleh.

Tabel 4.1 Matriks Pengumuman Bond Rating

Bond Rating

AAA

AA

A

BBB

BB

B

CCC

SD

D/W

Jumlah

Jumlah

1

9

18

9

2

-

-

-

1

40

%

2,5

22,5

45

22,5

5

-

-

-

2,5

100

Sumber : Data olahan dari lampiran 1

Dari matriks tabel 4.1 diatas terlihat rata-rata perusahaan yang mengumumkan bond rating berada pada peringkat AA, A, dan BBB. Perusahaan yang paling banyak berada pada peringkat A dengan 45%, diikuti oleh AA dan BBB masing-masing 22.5% kemudian peringkat B dengan 5% dan peringkat AAA dan D/W masing-masing 2.5%. Sedangkan pada peringkat B, CCC, dan SD tidak ada satupun perusahaan yang berada pada peringkat tersebut..

4.2 Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksinya dapat dilakukan dengan pengujian Test of Normality. Suatu data yang telah dikumpulkan dan diolah dikatakan normal jika nilai signifikan yang diperoleh dari pengujian Test of Normality besar dari alpha 0,05. Hasil pengujian terhadap variabel-variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Hasil pengujian Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov(a)

Kolmogorov-Smirnov(a)

Statistic

df

Sig.

Sebelum

.118

40

.172

Pada_saat

.120

40

.154

Sesudah

.126

40

.108

Sumber : Data olahan dari lampiran 2

Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa nilai signifikan untuk masing-masing variabel sebelum, pada saat, dan sesudah pengumuman bond rating dimana nilainya adalaha variable sebelum 0,172 > 0,05. Variabel pada saat pengumuman 0,154 > 0,05 dan variable sesudah 0,108 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan seluruh variable tersebut lebih besar dari alpha 0,05, yang berarti keseluruhan variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal. Berarti data dalam penelitian ini untuk uji asumsi klasik terpenuhi, sehingga uji beda dapat dilakukan.

4.3 Statistik Deskriptif Sampel

Statistik deskriptif data penelitian dalan skripsi ini disajikan secara ringkas dalam table berikut ini :

Tabel 4.3 Descriptive Statistic

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Sebelum

40

4.554

10.775

6.71252

1.176272

Pada_saat

40

5.101

11.048

7.17011

1.213369

Sesudah

40

5.056

11.768

7.43777

1.330854

Valid N (listwise)

40

Sumber : Data olahan dari lampiran 3

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi untuk masing-masing variabel penelitian yaitu : sebelum, pada saat, dan sesudah pengumuman bond rating. Dengan jumlah data sebanyak 40. Kendala yang dihadapi dalam pengumpulan data adalah terbatasnya perusahaan yang mengumumkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun-tahun yang dianalisis.

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis

4.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan alat statistik Paired Sample t test adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman bond rating dengan bulan sebelumnya.

Pengujian terhadap return saham sebelum dan pada saat pengumuman lebih besar daripada rata-rata return saham sebelum pengumuman bond rating. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap return saham pada saat pengumuman bond rating dengan bulan sebelum pengumuman bond rating. Hal ini berarti hipotesis pertama yang diajukan berhasil diterima. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis 1 dengan Uji t

Sumber : Data olahan dari lampiran 4

Hal ini mengindikasikan pengumuman bond rating memberikan kandungan informasi yang menguntungkan bagi investor. Hal ini ditandakan dengan adanya perbedaan yang signifikan return saham pada saat pengumuman dengan sebelum pengumuman bond rating. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (2-tailed) t sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman bond rating dengan bulan sebelumnya.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pengumuman bond rating membawa kandungan informasi bagi investor sehingga pasar beraksi secara signifikan terhadap return saham pada saat pengumuman dengan bulan sebelumnya. Hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa peneliti sebelumnya seperti karyani dan Manurung (2006), Eliza (2004), Astuti dan Prasetio (2003), Hand, Holthausen and Lefwithch (1992), Hand and Lefwithch (1986), Griffin dan Sanvincente (1982), Goh dan Ederington (1988).

4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman bond rating dengan bulan sesudahnya. Hasil pengujian terhadap return saham sesudah dan pada saat pengumuman bond rating menunjukkan bahwa rata-rata return saham pada saat pengumuman lebih besar daripada rata-rata return saham sesudah pengumuman. Hasil dari uji t bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman bond rating dengan sebelum pengumuman bond rating. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif yang diajukan diterima. Hasil pengujian ditunjukkan dalam tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis 2 dengan Uji t

Sumber : Data olahan dari lampiran 5

Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata return saham pada saat pengumuman bond rating terdapat perbedaan signifikan dengan rata-rata return saham sesudah pengumuman bond rating. Dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (2-tailed) t 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return saham pada bulan pengumuman bond rating dengan bulan sesudah pengumuman.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa pengumuman bond rating membawa kandungan informasi bagi investor sehingga pasar bereaksi secara signifikan terhadap return saham pada saat pengumuman dengan bulan sesudahnya. Pengumuman bond rating di Indonesia kemungkinan merupakan salah satu event yang dapat mempengaruhi return saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa peneliti sebelumnya seperti karyani dan Manurung (2006), Eliza (2004), Astuti dan Prasetio (2003), Hand, Holthausen and Lefwithch (1992), Hand and Lefwithch (1986), Griffin dan Sanvincente (1982), Goh dan Ederington (1988).

Investor pada saat ini tampaknya harus memperhatikan informasi bond rating dalam melaksanakan aktivitas perdagangan saham. Hal ini kemungkinan bisa terjadi karena dengan prediksi yang dibuat oleh investor. Jadi dapat diketahui bahwa informasi pengumuman bond rating tidak akan mempengaruhi investor dalam melaksanakan aktivitas perdagangan saham

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini merupakan studi peristiwa, dimana peristiwa yang dilihat adalah pengumuman bond rating yang dilakukan oleh perusahaan dan dikeluarkan oleh PT.PEFINDO. Dari peristiwa pengumuman bond rating tersebut dilihat perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2004 – 2006

Sampel yang berhasil didapatkan adalah sebanyak 40 perusahaan. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa daftar perusahaan yang mengumumkan bond rating pada tahun 2004 – 2006 yang diperoleh buletin bulanan PEFINDO. Return saham per bulan yang tersedia di Valbury. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham yang merupakan tingkat keuntungan saham masing-masing perusahaan.

Berikut ini hasil pengujian hipotesis penelitian :

1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa rata-rata return saham pada saat pengumuman lebih besar daripada rata-rata return saham sebelum pengumuman bond rating. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return saham pada saat pengumuman bond rating dengan bulan sebelum pengumuman bond rating. Hal ini berarti hipotesis pertama yang diajukan diterima.

2. Hasil pengujian terhadap return saham sesudah dan pada saat pengumuman bond rating menunjukkan bahwa rata-rata return saham pada saat pengumuman lebih besar daripada rata-rata return saham sesudah pengumuman. Hasil dari uji t bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham pada saat pengumuman bond rating dengan sebelum pengumuman bond rating. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif yang diajukan diterima.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pengumuman bond rating membawa kandungan informasi bagi investor sehingga pasar bereaksi secara signifikan terhadap return saham. Pengumuman bond rating di Indonesia kemungkinan merupakan salah satu event yang dapat mempengaruhi return saham.

5.2 Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat keterbatasan yang apabila diatasi mungkin dapat memperbaiki hasil penelitian selanjutnya. Berikut ini keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini.

1. Disini peneliti tidak membedakan adanya kenaikan atau penurunan bond rating dari perusahaan sampel.

2. Peneliti hanya menggunakan data bulanan dan waktu pengamatan hanya satu bulan sebelum dan satu bulan sesudah pengumuman bond rating.

5.3 Saran

Dari hasil analisis dan kesimpulan diatas maka ada beberapa saran yang diberikan peneliti yang berminat melakukan penelitian selanjutnya maupun bagi investor yang akan melakukan investasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menguji pengaruh pengumuman bond rating terhadap return saham dengan mempertimbangkan kenaikan atau penurunan bond rating perusahaan,

2. Menggunakan data harian atau mingguan dan menambah waktu pengamatan agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

3. Untuk para investor, harus memperhatikan pengumuman bond rating dalam melakukan investasi karena pengumuman bond rating berbeda secara signifikan jika dilihat return sahamnya.